Pengalamanku dengan Istri Tetanggaku (bagian I)

Saat itu pada 1991, aku masih kelas 6 SD, baru saja pindah ke Dilli, Timor Leste. Saat baru pindah, keluargaku mengadakan acara syukuran. Beberapa tetangga kami hadir untuk mengucapkan selamat datang. Pada saat sedang menyiapkan minum, aku dipanggil oleh ibuku untuk menyambut tamu yang baru datang. Om Pudjo (bekerja di Dept PU), tamu yang baru datang itu, datang bersama Tante Diana dan anaknya Rini. Diam-diam aku memperhatikan anaknya Rini yang cantik itu, eh ternyata ibunya juga cantik. Singkat cerita ayahku dan ibuku bercerita kepada mereka kalau aku menyukai membaca buku. Tante Diana membalas kalau Rini (pada saat itu masih kelas 5 SD) juga mempunyai banyak buku dan juga senang membaca seraya memintaku untuk kapan-kapan datang ke rumah mereka yang ternyata letak rumahnya cuma selemparan batu dari rumahku. Akhirnya pestapun usai, dan kami pergi beristirahat karena hari sudah malam. Singkat cerita, aku sering bermain ke rumah Rini setelah pulang sekolah, dan ternyata dia penggemar komik, sesuatu yang langka untuk di dapat saat itu di Dilli. Aku dan Rini sering bertukar pinjam buku komik. Saat aku masuk kelas 1 SMP dan Rini masih kelas 6 SD, aku jarang mampir ke rumah Rini lagi karena aku masuk siang dan Rini masuk pagi. Otomatis hanya pada Sabtu kami bisa bermain bersama. Suatu hari, masih pagi sekira pukul 8, aku diminta ibuku untuk mengantarkan kue ke rumah Rini. Aku pun pergi ke rumah Rini. Ternyata yang membuka pintu Tante Diana. Tante Diana masih mengenakan daster pagi itu. Sebagai gambaran daster itu sangat tipis dan menerawang ke dalam, tentu saja aku terpana melihat Tante Diana yang meski sudah berumur 31 tahun ternyata masih tetap cantik dan seksi. �Ada apa farid� tanya tante Diana, �ini Tante, kue dari mama� jawabku. �Masuk dulu farid biar ditukar tempatnya, kenapa jarang main kesini lagi rid� tanya Tante Diana �Habis Rininya nggak ada Tante� jawabku �ya sudah masuk dulu deh, tivi yaa� jawab Tante. Aku masuk sambil mengikuti Tante Diana dari belakang dan aku tak bisa melepaskan pandangan mataku dari tubuhnya. Wah ternyata dia nggak pake bra pikirku. Aku pun duduk sambil menyalakan tivi, dan tante Diana masuk ke dapur untuk mengganti tempat kuenya, tak lama kudengar dia menyuruh pembantunya untuk pergi ke pasar lama membeli sesuatu. Saat sedang asyik nonton, tiba-tiba tante Diana membungkuk di depanku untuk membereskan mainan dan perlengkapannya Rini yang tergeletak berantakan di ruang tivi. Tanpa sengaja aku melihat kedua buah dada yang menggantung karena tidak ditopang bra, waduh besar sekali pikirku. Cukup lama tante Diana seperti itu dan kemudian berdiri lagi sembari tersenyum dan berkata �Farid tunggu dulu yaa, kamu baca-baca sambil nonton tivi, tante mandi dulu yaa� �jangan tante, saya pulang dulu nanti dicari mama� kataku. Ternyata tante diana malah menelpon ibuku dan bilang aku hendak main dulu di rumahnya dan sepertinya ibuku tidak keberatan. �Tante sudah bilang mamamu dan kamu boleh main disini dulu� kata tante Diana �iya tante� jawabku. Nggak lama kemudian tante diana mandi dan dari dalam kamar mandi memintaku untuk mengambilkan handuknya tertinggal di jemuran pakaian di luar. Aku pun bergegas mengambil handuknya, aku mengetuk pintu kamar mandinya dan Tante Diana membuka pintunya yang membuatku tertegun, karena melihat Tante Diana telanjang dan mengambil handuk yang masih kupegang sambil tersenyum dan menutup pintu kembali. Waduh pikirku, toketnya gede, padet, mulus lagi, tititku langsung tegang saat itu, waduh nonton tivi aja deh pikirku yang masih polos itu. Saat aku nonton tivi Tante Diana keluar dari kamar mandi mengenakan handuk yang terlilit. Aku melihat ke arah kamar mandi sambil berharap dia telanjang lagi, ternyata tante Diana malah berjalan ke arahku sambil mematikan tivi. Tiba-tiba handuknya melorot (atau sengaja dipelorotkan), aku pun berteriak tante handuknya copot tuh. Dia berpaling ke arahku sambil tersenyum dan jongkok sambil berkata �bukannya kamu senang melihat tante telanjang�. Wah, aku terdiam dan terpana, �kenapa bengong, sini ikut tante ke kamar�. �iya tante� jawabku. Dan aku mengikutinya ke kamarnya. �Farid sini lepas dulu celanamu yaa�, sambil melepaskan celana pendekku, �biar enak� katanya. �Duduk di atas kasur� pintanya dan akupun duduk diatas kasurnya yang luas itu. �Tititmu kenapa Farid, kok berdiri gitu sih� tanya Tante Diana, Tiba-tiba tangan Tante Diana meraih tititku sebelum aku sempat menjawab pertanyaannya. �En�enggak tahu tante� jawabku . �Ya sudah tante pijat biar lemas yaa� jawab Tante Diana �Iiiyyyya Tante� jawabku. �Tiduran kalau gitu rid� kata tante Diana, akupun tiduran dan tante diana kemudian mengambil baby oil dan menuangkannya ke tangannya yang halus untuk memijat tititku memakai baby oil itu. Sambil duduk Tante Diana kemudian membelai lembut tititku dan mengurutnya perlahan lahan. �tante kenapa sih tititku harus dipijat� tanyaku polos sambil keenakan. �Farid, urat yang tegang di badan itu harus dipijat biar lemas� ujarnya lembut. �begitu juga dengan punyamu ini, kalau nggak dipijat nanti tegang terus� ujarnya lagi. Aku terus memandangi payudaranya yang tergantung indah itu, sambil takut aku bertanya apakah aku boleh memijat payudaranya dengan memakai baby oil, ternyata Tante Diana mengangguk sambil tersenyum. Kamipun terlibat saling memijat, aku memijat payudaranya yang indah dan Tante Diana memijat punyaku. Aku lihat tante diana merem melek sambil sambil berteriak �uh�terus..farid�.ennn�ak�. Tiba-tiba tante Diana menepis tanganku yang sedang asyik memijat toketnya yang besar itu dan langsung medunduk dan menjilati tititku. �Aduh tante�enak banget�. Sambil tersenyum, dia bertanya �Enak mana dipijat sama tangan atau dipijat sama mulut rid�, �sama mulut tante� jawabku spontan. �farid mau dipijat mau mulut tante aja� kataku lagi. Tante Diana kemudian langsung menghisap tititku dengan semangat. Aku melihat kepalanya naik turun diatas tititku sambil matanya terpejam. Tante Diana memperlakukan tititku seperti sedang menjilat es krim. Sebentar menghisap dan menjilat, sebentar memijat tititku pakai tangannya yang halus itu. Cukup lama tante diana menghisap, menjilat, dan memijat tititku. Aku merasa saat ingin ingin pipis �tante aku ingin pipis nih, sudah dong� Tante Diana bukannya melepaskan mulutnya dari tititku malah menghisap tititku kuat-kuat dan mempercepat gerakannya. Dia memegangi pinggulku sehingga aku cuma mampu berteriak �aduuuh tante, sudah, aku mau pipis nih�. Tiba-tiba seluruh badanku rasanya tergetar dan dari tititku rasanya keluar sesuatu yang berbeda dari rasa pipis yang selama ini aku rasakan. Tante Diana pun menghisap habis seluruh cairan yang keluar dari tititku. Sesudah tak tersisa lagi cairan dari tititku, dia bertanya kepadaku yang sedang tergolek lemas. �gimana farid, dah lemas kan sekarang, nggak tegang lagi?� �iya tante� jawabku. �nah, untuk sekarang cukup yaa, nanti kalau punyamu tegang lagi, Farid kesini aja, nanti tante pijat� katanya �iya tante� jawabku �nanti kalau ditanya mama, bilang kamu mau baca buku atau apa aja lah, yang penting mamamu nggak tahu, jangan ada siapapun yang tahu yaa� ujarnya lagi �baik tante� jawabku. Saat itu aku langsung memakai pakaian dan bergegas pulang untuk segera bersiap-siap ke sekolah

ptp

adf.ly

Popular Posts

amung.us

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites